Kajian Fikih Oleh Ustadz Sabtudin Limbong – Mandi Wajib

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, sholawat kepada Rasulullah SAW. Alhamdulillah, pada malam ini, Jum’at, tertanggal 14 Oktober 2021, telah dilaksanakannya pengajian pemuda “Memulungi Tendi”, di Balai Pemuda, Kampong Pemuka. Adapun pengajian ini dipimpin langsung oleh Ustadz Sabtudin Limbong, salah satu guru di Pesantren Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Singkil. Dengan kajian khusus masalah Fikih.

Berikut ini adalah sedikit rangkuman yang dapat kami tuliskan:

Kajian Fikih oleh Ustadz Sabtudin Limbong
Sumber: Kitab Fathul Qarib
“Mandi Wajib”

Mandi wajib adalah penentu setiap ibadah sholat. Jika mandi wajib tidak benar, maka ibadah sholat juga tidak benar.

Rukun Mandi Junub

Rukun mandi ada tiga perkara. Adapun ketiga rukun itu wajib diingat dan diamalkan ketika mandi wajib.

1. Niat
2. Menghilangkan Najis
3. Menyampaikan air ke seluruh rambut dan permukaan kulit.

Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dari jalur Ibnu Abbas, Dijelaskan dengan detail tata cara mandi wajib Rasulullah SAW. Dalam hadits tersebut Ibnu Abbas menyampaikan, Maimunah RA mengatakan bahwa dirinya memberikan air kepada Nabi SAW untuk mandi, lalu ia menutupi beliau dengan kain.

Sebagaimana penjelasan Maimunah RA, Rasulullah SAW memulai dengan menuangkan air ke tangannya, lalu mencucinya. Kemudian Nabi SAW menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya, lalu mencuci kemaluannya. Tangannya dipukulkannya ke tanah, lalu mengusapnya, seterusnya mencucinya.

Kemudian Nabi SAW berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung, membasuh mukanya dan kedua lengannya, lalu mengguyur kepalanya, kemudian Nabi SAW menyirami seluruh badannya, dan diakhiri dengan mencuci kedua telapak kakinya.

Setelah itu, Maimunah hendak menyodorkan kain untuk mengeringkan badan, tetapi Nabi SAW tidak mengambilnya. Lalu beliau pergi mengeringkan air di badannya dengan tangannya sendiri.

Penyebab Mandi Junub

Penyebab mandi junub atau mandi wajib ada 6. Tiga diantaranya ada kepada lelaki dan perempuan.

1. Pertemuan dua khitan:

Pertemuan dua khitan yakni antara khitan lelaki dan perempun. Yaitu khitan lelaki telah memasuki khitan perempuan, baik inzal (keluar mani) ataupun tidak.

2. Keluarnya Mani:

Keluarnya mani yang disebabkan syahwat yang terjadi dalam mimpi ataupun terjaga. Terkadang, seseorang dapat keluar maninya selain dari jimak dengan pasangannya adalah bermimpi, masturbasi dan lainnya. Baik itu terhadap bagi kaum lelaki ataupun perempuan, baik yang sudah berpasangan ataupun belum. Maka siapa saja di antara mereka yang keluar mani dengan sebabnya maka wajiblah mandi baginya dengan mandi junub.

3. Meninggal Dunia:

Di antara mandi yang diwajibkan adalah memandikan mayat atau jenazah. Jika seorang muslim wafat maka amalan yang mesti dikerjakan oleh kaum muslimin lainnya yang masih hidup adalah memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkannya.

Tiga diantaranya untuk perempuan:
-Haid
-Nifas
-Wiladah

“Ilmu adalah sesuatu hal yang wajib dituntut bagi setiap kaum muslimin, baik lelaki maupun perempuan. Selagi hayat dikandung badan, ilmu wajib dituntut. Tak terkecuali bagi seorang alim ulama itu sendiri. Ilmu juga wajib diajarkan dan diamalkan. Terutama kepada keluarga, tetangga, dan dikalangan masyarakat tempat tinggal”. Ustadz Sabtudin Limbong.

“Setiap yang memiliki ilmu mempunyai tanggungjawab masing-masing atas ilmu yang ia dapatkan, yakni dengan mengajarkannya kepada keluarganya, tetangga, dan orang kampungnya itu sendiri”. Ustadz Sabtudin Limbong.

You May Also Like

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *