Pengertian Bullying
teknologmuda.com – Bullying merupakan berasal dari kata bull berasal dari bahsa inggris yang artinya banteng. Secara etimologi kata bully vital penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Tapi kata itu dirasa belum tepat untuk mendefinisikan kata bullying tersebut sendiri supaya terdapat beberap pakar membahasa bullying.
Caloroso (2007) sebagaimana dikutip (Aini, 2018) mengungkapkan bahwa ‘Tindakan intimidasi yang dikerjakan secara berulang-lagi oleh pihak yang lebih kuat pada pihak lebih lemah, dilaksanakan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbanya secara fisik maupun emosional’.
Menurut American Psychatric Association (Apa) bahwa bullying adalah konduite militan yang dikarakteristikkan dengan tiga suasana yaitu: (A) perlikaku negative yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan (B) konduite yang diulang selama jangka pas tertentu (C) adanya ketidakseimbangan energi atau kekuasaan berasal dari pihak-pihak yang terlibat. Sebagian suasana itu lebih mengacu pada yang bisa menjadikan korban trauma, cemas dan sikap-sikap yang membawa dampak tidak nyaman.
Tindakan bullying punyai kecenderungan dengan militan yakni lakukan tindakan penyerangan kepada orang lain. Disparitas terletak pada jangka saat yang tindakan itu. Bullying mengarah pada konduite penyerangan kepada orang lain dengan jangka selagi yang berulangsehingga memicu korban bullying tertindas. Sedangkan tindakan militan jangka sementara dikerjakan semata-mata sekali. (Aini, 2018)
Faktor-faktor Perilaku Bullying1) Faktor Orang Tua
Orang tua adalah role jenis untuk anak-anaknya agar konduite mereka ringan untuk ditiru. Keluarga merupakan faktor yang berarti didalam membentuk pribadi seorang anak dan merubah pertumbuhan anak akhirnya. Oleh dikarenakan tersebut, sanggup diartikan bahwa kesamaan orang tua mendidik dengan kasar sanggup memberi pengaruh kepada anak sikap agresifnya. (Zakiyah, Humaedi, &Amp; Santoso, 2017)
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terbagi jadi dua lingkungan disekolah dan lingkungan yang disebabkan pergaulan teman. Lingkungan sekolah dan pergaulan teman tidak bisa dipungkiri berasal dari seorang siswa apalagi lebih dari satu remaja menganggap sahabat lebih vital dibanding orang tuanya. (Zakiyah et al., 2017)
3) Faktor Teman Sebaya
Faktor teman sebaya mampu menimbulkan efek yang negatif dikarenakan adanya penyebaran ide bahwa bullying bukan sebuah persoalan yang besar melainkan hal yang wajar untuk dijalankan. Pada masanya, seorang anak berfikir dan punyai kemauan untuk tidak melibatkan keluarganya apalagi pelaku melacak pemberian bahwa pelaku bisa melakukannya.(zakiyah et al., 2017)
4) Faktor Media Sosial
Media sosial merupakan bagian berasal dari kehidupan yang memengaruhi pola hidup bagi seseorang baik lewat media cetak, maupun elektronika, pengaruh yang ditimbulkan sanggup memberi faedah atau apalagi merugikan. Media juga pengaruhi pada anak, agar ia jadi malas dan memberi efek bahwa memonton media yang tidak baik sanggup membawa dampak agresivitas naik.(zakiyah et al., 2017)
5) Faktor Iklim Sekolah
Iklim sekolah atau school climate merupakan situasi atau kondisi sekolah sebagai wadah untuk menimba pengetahuan bagi peserta didik usia remaja. Pearce (2002) sebagaimana dikutip (Bulu, Maemunah, &Amp; Sulasmini, 2019) mengungkapkan bahwa ‘Tidak cukup puasnya pengasuhan yang dialami anak memicu anak merasa sedikit memperoleh cinta, perhatian, supervisi dan juga asuhan anak tidak beri tambahan batasan yang tahu terkait tingkah laku yang dilarang disebut dengan pola asuh permissive parenting’.(bulu et al., 2019)
Bentuk-bentuk Perilaku Bulyying
1) Fisik (Physical Bullying)
Physical bullying atau penindasan dikerjakan difisik maka gampang untuk dikenali berasal dari korbanya, dengan adanya bekas luka atau memar yang terdapat ditubuh korban. Physical bullying jika dikerjakan secara ekstrim bisa sebabkan kematian seseorang bagi korban. Bentuk physical bullying antara lain: menggigit, menarik rambut, mendorong, memukul meninju, menendang, mencakar, menampar, meludahi, melempar barang, merusak barang milik orang lain, mengunci diruangan maupun bentuk penyerangan fisik lainnya.(yusuf &Amp; Haslinda, 2018)
2) Non fisik (Non Physical Bullying)
Non physical bullying, seorang pelaku (Bully) yang tidak melaksanakan dengan kontak fisik secara segera pada korbanya, melainkan dengan pengungkapan lewat Bahasa atau cara berbicara dan mobilitas tubuuh. Mampu dibedakan jadi dua, yaitu:
- Verbal bullying, Penindasan verbal merupakan gaya yang generik untuk ditunaikan, baik oleh anak perempuan atau pun laki-laki. Penindasan verbal enteng dijalankan lewat bisikan di telinga koban sasaran atau lebih-lebih diteriakan. Penindasan verbal bisa berupa sebutan diantaranya: meneror, pemerasan atau pemalakan uang maupun barang, mengintimidasi dengan cara mengancam, mengejek, atau memberi nama (Name calling), menghina ataupun mengolok-ngolok, menyebar rumor, memfitnah, mencela, merendahkan, memaki, memberi sugestif seksual dan komentar-komentar rasis.
- Non verbal, sanggup berjalan secara segera (Direct) maupun tidak segera (Indirect). Non verbal bullying diidentifikasikan adanya mobilitas isyarat yang kasar dan mimik paras yang menunjukan acaman, memandang dengan sisnis, dan aktualisasi diri paras yang merendahkan. Indirect non verbal bisa dilihat berasal dari manipulasi interaksi dan merusak interaksi pertemanan, mengucilkan, mempermalukan, mengabaikan, mengisolasi dan juga seringkali mengirimkan pesan tanpa nam apengirim dengan bertujuan untuk mengancam atapun meneror (Yusuf &Amp; Haslinda, 2018).
Karakteristik perilaku bullying
karakter seseorang melakukan tindakan bullying yaitu adanya perasaan yang cenderung dendam dan iri hati akibat pengalaman masa lampaunya. Selain itu, karakteristik pada pelaku bullying seperti:
(1) peduli dengan popularitas, menurut mereka melakukan bullying meningkatkan status popularitas diantara teman-temannya
(2) mudah emosi, emosi tersebut sulit terkontrol menimbulkan kesulitan dalam diterimanya pergualan;
(3) mempunyai kepercayaan diri yang rendah, atau mudah dipengaruhi teman-temanya. Bertindak menjadi pelaku bullying akibat mengikuti perilaku tersebut secara sadar maupun tidak sadar (Yuyarti, 2018).
Intensi Bullying
Intensi Bullying merupakan keinginan untuk lakukan penindasan kepada seseorang yang diakui lemah berasal dari pada pelaku. Supaya bullying ditentukan seberapa kuat intensi siswa untuk jalankan tindakan itu. Semakin besar intensi bullying, maka semakin besar pula peluang individu untuk lakukan bullying. Sebelum lakukan sebuah tindakan, individu punya sebuah intensi di di dalam dirinya. Hal ini vital individu miliki sebuah intensi bullying sebelum laksanakan tindakan bullying (Ayun &Amp; Masykur, 2018).